Rabu, 03 Juni 2009

PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Pengertian, Fungsi, Jenis dan Pengelolaannya

Oleh : MOHAMMAD TAYYIB, S.Ag

A. PENDAHULUAN

Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Semua jenjang pendidikan mulai dari yang paling rendah (Taman Kanak-kanak) sampai yang paling tinggi (Perguruan Tinggi), tidak akan berjalan dengan lancar tanpa dukungan sarana perpustakaan. Kegiatan pembelajaran tidak lepas dari peranan buku sebagai sumber informasi, demikian pula sumber informasi yang lain seperti peta, globe dan sebagainya, yang biasanya tersedia di perpustakaan.

Pada zaman dahulu perpustakaan lahir sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat sebelum lahirnya lembaga pendidkan formal. Peran perpustakaan yang sangat dominan tersebut, tidak saja dirasakan hanya pada awal pertumbuhan Islam dan ilmu pengetahuan, akan tetapi jauh sebelum Islam lahir perpustakaan telah menghiasi dunia pendidikan pada zaman klasik.

Pada masa kejayaan Islam, perpustakaan benar-benar tampil sebagai pusat kajian ilmu dengan segala disiplin ilmu didalamnya. Pada masa kekhalifahan Abbasyiyah perpustakaan tersebar dibeberapa kawasan timur tengah seperti Sharaz, Mosul, Basrah, Kairo, Kordova, Fez, Tunis, dan Maroko.Demikian pula pada era setelahnya, yakni pada masa kemaharajaan Seljuk, perdana menteri Nidzamul Muluk mendirikan perpustakaan untuk madrasah Nidzamiyah yang memuat tidak kurang dari 6000 judul buku dalam semua disiplin ilmu, baik agama maupun umum (profan).

Ahmad Syalabi mengatakan, bahwa tersebarnya Islam dengan cepat keseluruh penjuru dunia, tidak lepas dari peran ilmu pengetahuan yang pada


* Kepala MAS. Miftahul Ulum Sumberjati - Pamekasan.

Charles Michael Stanton, Pendidikan Tinggi Dalam Islam: Sejarah dan Peranannya Dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan, terj Afandi dan Hasan Asari,Jakarta : Logos, 1994),161.

Ibid , 162.

Ibid , 164.

saat itu berpusat diperpustakaan. Para Khalifah dan Sultan akan membangun perpustakaan sebagai perioritas ketimbang bangunan lainnya. Dengan demikian muncullah perpustakaan-perpustakaan yang diakui dunia sebagai perpustakaan terbesar yang pernah ada saat itu, seperti perpustakaan Bait al_Hikmah, Bait al-Ilm, Dar al-Hikmah, Dar al-Ilm dan sebagainya.

Keberadaan perpustakaan terus dibutuhkan hingga dewasa ini. Beberapa pusat pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika dan Australia, demikian pula dunia Arab, terus mengembangkan perpustakaannya seiring perkembangan ilmu pengetahuan. Demikian pula halnya dengan Indonesia yang mencoba mengejar ketinggalannya dari negara-negara lain.

A. PENGERTIAN PERPUSTAKAAN

Perpustakaan (Library) adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang di atur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap penggunanya.

Pengertian perpustakaan tersebut, sekaligus memberikan ciri-ciri terhadap perpustakaan itu sendiri. Selama ini apabila disebut kata perpustakaan, maka pikiran yang terlintas, terasosiasikan pada sejumlah tumpukan buku-buku, padahal tidak semua tumpukan-buku dapat dinamakan perpustakaan, meskipun memang buku adalah merupakan komponen utama dalam sebuah perpustakaan. Suatu satuan unit kerja dapat dikatakan perpustakaan, apabila telah memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;

1. Merupakan suatu unit kerja. Sebagai contoh, perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya merupakan unit kerja IAIN Sunan Ampel Surabaya



Ahmad Syalabi, al-Tarbiyah wa al-Ta’limn Fi al-Fikr al-Islamy, (Kairo: Maktabah Al-Nahdah al-Mishriy, 1987),144-146.

Seringkali kali ditemukan pemahaman bahwa perpustakaan dikonotasikan sebagai kumpulan buku-buku. Perpustakaan tak jarang pula diasosiasikan dengan segala hal yang berkaitan dengan buku seperti kata Balai pustaka, kajian pustaka, dan sebagainya, lihat Sulisttyo dan Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), 1.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996),3.

Ibid, 2.


1. Mengelola sejumlah bahan pustaka. Di perpustakaan harus tersedia bahan pustaka yang berupa buku dan non buku seperti majalah, surat kabar, brosur, mikro film, peta, globe, dan gambar-gambar

2. Digunakan oleh pemakai. Perpustakaan diadakan dengan tujuan diantaranya untuk merangsang minat pengunjung untuk mempergunakan perpustakaan tersebut sebagai sumber belajar, tempat penelitian dan sebagainya

3. Sebagai sumber informasi. Disamping fungsi utama adalah sebagai sumber belajar, maka perpustakaan juga digunakan sebagai sumber informasi lainnya.

A. MANFAAT PERPUSTAKAAN

Sebagai salah satu sumber belajar, perpustakaan memiliki manfaat yang tidak kecil dalam mencapai tujuan belajar secara umum. Manfaat perpustakaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut ;

1. Perpustakaan dapat menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap kegiatan membaca dan memperdalam pengetahuan, baik yang telah dipelajarinya di dalam kelas, atau pun yang belum pernah dipelajari sebelumnya

2. Perpustakaan dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri oleh peserta didik tanpa bimbingan guru secara langsung

3. Perpustakaan dapat mempercepat penguasaan teknik membaca

4. Perpustakaan dapat melatih peserta belajar pada arah tanggung jawab ilmiah

5. Perpustakaan dapat melatih perkembangan kemampuan bahasa peserta didik



Cyril M. Harris, Dictionary Of Architecture and Construction, (New York: Mc Graw-Hill, 1975), 415.baca juga Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekola, 2.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 3.

RK. Gardner, Library Collection: Their Origin, selection, and development, (New York: McGraw-Hill, 1981), 13.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 5.

Cyril M. Harris, Dictionary Of Architecture and Construction, 417.baca juga Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 5.

Keyes D. Metcalf, Planning Academic and Research Library Buildings, (New York: Mc.Grqw-Hill Book Company, 1965), 33.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah,6.

Luwarsih Pringgoadisurjo, Perpustakaan Khusus: Pengantar Keorganisasi dan Administrasi, (Jakarta: PDIN-LIPI, 1971), 54.


1. Perpustakaan dapat membantu peserta didik dalam kelancaran tugas-tugas belajarnya

2. Perpustakaan dapat membantu guru dalam menemukan sumbetr-sumber pengajaran

3. Perpustakaan dapat membantu seluruh elemen pendidikan (civitas akademika) dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

D. FUNGSI PERPUSTAKAAAN

Disamping manfaat yang telah disebutkan di atas, perpustakaan memiliki fungsi sebagai berikut;

1. Fungsi Edukatif. Perpustakaan akan menyediakan buku-buku dan sarana belajar yang disesuaikan dengan tingkat kurikulum unit lembaga yang menaungi perpustakaan tersebut. Dengan demikian perpustakaan secara tidak langsung akan menjadi sarana pendukung suksesnya tujuan pendidikan yang dicanangkan oleh unit lembaga pendidikan tersebut

2. Fungsi Informatif. Perpustakaan yang maju, tidak hanya menyediakan buku-buku sebagai koleksinya, akan tetapi lebih dari itu perpustakaan akan menyiapkan sumber informasi yang lain, sepereti ; majalah, surat kabar, pamflet, guntingan artikel, peta, over head projector (OHP), slide projector, filmstrip projector, televisi, prabola, video tape projector, jaringan internet dan sebagainya, yang semuanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan dalam menelusuri informasi yang dibutuhkan

Fungsi Tanggung Jawab Administratif. Proses pelayanan perpustakaan di kelola dengan pola administratif yang baik, dengan mementingkan disiplin yang tinggi, yang mengikat pada pustakawan, pengguna, pengelola dan penyelenggara unit pendidikan itu sendiri. Pola interaksi


Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 6.

Ibid.

Cyril M. Harris, Dictionary Of Architecture and Construction, 417. Bandingkan dengan Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 6.

Ibid .

Iboid, 7.


1. yang diterapkan adalah dengan menggunakan tata adminstrasi yang baik, seperti proses peminjaman, pengembalian dan sebagainya

2. Fungsi Riset. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perpustakaan di samping berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sumber pengajaran, perpustakaan dapat juga digunakan sebagai tempat penelitian ilmiah

3. Fungsi Rekreatif. Fungsi rekreatif yang dimaksudkan disini, bukanlah rekreasi secara fisik, akan tetapi lebih mengarah pada psikologisnya. Sebagai contoh, seorang peserta belajar yang merasa jenuh atau stress kemudian ia mengunjungi perpustakan dan membaca tentang tempat-tempat yang indah, bertemu dengan referensi yang selama ini dibutuhkan, atau bertemu dengan seseorang yang selama ini dicarinya, maka ia akan menemukan kembali semangatnya.

E. JENIS-JENIS PERPUSTAKAAN

Ditinjau dari skala kegiatan dan jangkauan penggunanya, serta jenis koleksi yang ada didalamnya, perpustakaan dibedakan jenisnya sebagai berikut ;

1. Perpustakaan Nasional.

Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang dikelola pemerintah pada tingkat nasional dan berfungsi sebagai perpustakaan nasional

2. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai dari dana umum, baik sebagian atau seluruhnya, terbuka untuk mesyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan cuma-cuma untuk umum



Ibid.

Ibid 8.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), 8.

Sulisttyo dan Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, 23.

Ibid., 35.


1. Perpustakaan Sekolah, Anak dan Remaja

Perpustakaan dalam jenis ini adalah perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan. Dalam pengertian ini, sekolah mencakup semua tingkatan mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan atas

2. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di bawah pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi tersebut mencapai tujuannya

3. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat referensi dan penelitian serta sarana memperlancar pelaksanaan tugas suatu instansi atau lembaga tertentu, seperti perpustakan yanga berada di bawah naungan perusahaan, depertemen dan lembaga negara, lembaga penelitian, pusat informasi dan dokumen, lembaga-lembga swasta, dan sebagainya

F. DASAR-DASAR PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN

Setelah menyadari betapa pentingnya peran perpustakaan, baik sebagai sarana pelengkap pendidikan, maupun sebagai sumber belajar, maka di rasa perlu untuk mengetahui dasar-dasar pengelolaan perpustakaan. Pada prinsipnya pengelolaan perpustakaan adalah sebagai berikut, :

1. Pengadaan Bahan-bahan Pustaka

Bahan-bahan pustaka adalah buku-buku, surat kabar, majalah, peta, globe, radio, tape recorder, kaset, disk, filmslide projector, filmstrip projector dan sebagainya pengadaan bahan-bahan pustaka bisa diperoleh


Ibid, 56.

Luwarsih Pringgoadisurjo, Perpustakaan Khusus: Pengantar Keorganisasi dan Administrasi, 55. baca juga. Sulisttyo dan Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, 63.

Luwarsih Pringgoadisurjo, Perpustakaan Khusus: Pengantar Keorganisasi dan Administrasi, 54 bandingkan dengan Sulisttyo dan Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, 81-82.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), 27.


dengan cara pembelian, hadiah dari perseorangan atau badan usaha atau instansi terkait, pinjaman dari perseorangan atau lembaga terkait, tukar menukar dengan perpustakaan lain, dan cara lain yang dibenarkan dalam etika ilmu pengetahuan. Semakin banyak koleksi bahan pustaka, akan semakin tinggi kualitas perpustakaan itu sendiri. Bahan pustaka yang telah menjadi milik sebuah perpustakaan harus diinventarisir kemudian distempel dengan stempel perpustakaan tersebut, kemudian diberi kode atau nomor inventaris. Seluruh aset pustaka memerlukan perawatan yang teratur, bersistem, dan bersinambung.

2. Kalasifikasi

Klasifikasi dalam hal ini adalah proses memiliih dan mengelompokkan buku-buku perpustakaan atau bahan pustaka lainnya atas dasar tertentu serta diletakkan secara bersama-sama di suatu tempat. Klasifikasi sangat penting untuk mempermudah pengguna, pustakawan, dan guru dalam menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. Pengklasifikasian bisa berdasarkan: abjad nama pengarang, subyek, abjad judul buku, kegunaan buku, nama penerbit, bentuk fisik, subyek isi buku, dan bahasa. Pengklasifikasian yang paling sering digunakan dalam perpustakaan lembaga pendidikan adalah dengan sestem subyek.



RK. Gardner, Library Collection: Their Origin, selection, and development, 15. Baca juga Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 37.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah,, 41.

Ibid 42. Bandingkan dengan RK. Gardner, Library Collection: Their Origin, selection, and development, 15.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 42.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 46. Dan RK. Gardner, Library Collection: Their Origin, Selection, and Development, 16.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Derktorat Jendral Pendidikan Tinggi, “Koleksi” dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman, (Jakarta, 1994), 31.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), 51.

RK. Gardner, Library Collection: Their Origin, Selection, and Development, 19. Bandingkan dengan Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 55.

Ibid , 56.

ibid , 57

Ibid dan RK. Gardner, Library Collection: Their Origin, selection, and development, 18.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, , 57.

Ibid, 58. Dan RK. Gardner, Library Collection: Their Origin, selection, and development, 21

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 58.


3. Katalogisasi

Katalogisasi adalah suatu proses mengkatalog bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Katalog merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap (komprehensif) dari masing-masing koleksi perpustakaan. Keterangan yang tertera dalam katalog adalah judul buku, nama pengarang, edisi atau jilid (kalau ada), kota penerbitan, nama penerbit, tahun terbit, jumlah eksemplar, dan sebagainya. Daftar katalog tersimpan dalam almari khusus katalog, atau kalau memungkinkan dengan menggunakan sistem katalog komputer dengan pemakian sistem perangkat lunak DBMS (Data Base Management System) dan sebagainya..

4. Pengaturan dan Pemeliharaan Bahan Pustaka

Pengaturan berarti penyusunan dan penyimpanan bahan pustaka, sehingga memudahkan pengambilan dan pengembaliannya. Untuk mempermudah pengaturan, maka setiap bahan pustaka harus dilengkapi dengan label atau nomor seri, kartu katalog beserta kantongnya, dan slip tanggal.

Pemeliharan berarti menjaga keberadaan koleksi bahan pustaka agar tetap utuh, tidak rusak, tidak kotor, tidak hilang, tersusun rapi di tempatnya masing-masing, serta diusahakan untuk selalu bertambah. Perbaikan juga berarti memperbaiki koleksi bahan pustaka yang rusak, mengganti yang hilang serta meperbanyak jumlah eksemplarnya..



CFB. Hoffman, Getting Ready For AACR 2: The Catalogers Guide, (New York: Knowledge Industry Publications, 1980), 55. Baca juga Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 89.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 89.

Sumardji, Pelayanan Perpustakaan (Yogyakarta : Kanisius, 1998) 11.

Sulisttyo dan Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia,98.

RK. Gardner, Library Collection: Their Origin, Selection, and Development, 45. dan Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 113.

Ibid, 120.


3. Pelayanan Pengguna Perpustakaan

Pelayanan merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada pengunjung perpustakaan dalam menggunakan bahan-bahan pustaka. pelayanan pengguna perpustakaan meliputi :

a. Pelayanan sirkulasi yaitu kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan, serta pembuatan statestik pengunjung. Daftar koleksi yang di pinjam dan dikembalikan dicatat oleh pustakawan bagian sirkulasi dalam buku tertentu atau dalam sistem komputerisasi.

b. Pelayanan referensi. Pelayanan referensi mengacu pada pelayanan informasi dan pemberian bimbingan belajar. Pelayanan informasi meliputi hal-hal yang berkaitan dengan perpustakaan yang tidak terjangkau dalam tata kerja pegawai sirkulasi.sedangkan pelayanan pemberian bimbingan belajar adalah kegiatan membimbing pengguna perpustakan dalam memahami referensi yang digunakan. Layanan bimbingan belajar biasanya dibutuhkan dalam perpustakaan untuk lembaga pendidikan dasar dan menengah.

Kegiatan pokok pelayanan referensi adalah;

(1) Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan itu sendiri, maupun mengenai Unit pelayanan referensi

(2) Memberikan informasi yang bersifat khusus yang memerlukan koleksi referensi atau tentang jaringan kerjasama perpustakaan tersebut dengan perpustakaan lain



FW. Lancester, Libraries and Librarians In an age Of Electronic, (Arlinton dan Virginia : Information Resources, 1982), 207. Baca juga Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 124.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 125.

A. Rahman Saleh dan Mustafa, Penggunaan Komputer Untuk Pelayanan Informasi di Perpustakaan dalam kepustakawanan Indonesia: Potensi dan Tantangan, (Jakarta: Kesaint Blanc, tt,) 96. Baca juga Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 126.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 129.

Sumardji, Pelayanan Perpustakaan, 14.

Sulisttyo dan Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, 100.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 134.

P. Sumadji, Pelayanan Referensi Di Perpustakaan, (Yogyakarta: Kanisius, 1992),13.

Ibid, 14.


(1) Memberikan bantuan ditemukannya informasi yang dibutuhkan pengunjung

(2) Memberikan bantuan pengarahan pada pengunjung yang membutuhkan

(3) Memberikan bimbingan belajar kalau dibutuhkan

Pelayanan perpustkaan bisa bersifata terbuka, yakni pengunjung bebas masuk pada ruang koleksi dan mengambil sendiri buku yang diinginkan (Tata Pajan), atau dengan sistem tetutup, artinya pengunjung tidak diperkenankan masuk dan hanya menyebutkan buku yang diinginkan, sedangkan yang mengambil adalah petugas perpustakaan.

a. Tata Tertib Perpustakaan. Untuk kelancaran pelayanan sirkulasi dan referensi, perpustakaan hendaknya menerbitkan tata tertib yang dapat dijadikan pedoman oleh setiap penggunanya. Tata tertib yang baik biasanya meliputi; sifat dan status perpustakaan, keanggotaan perpustakaan, bahan-bahan pustaka yang ada, sanksi bagi pelanggar tata tertib, iuran anggota (kalau ada), sistem penyelenggaraan, dan jadwal (waktu) pelayanan.

3. Penyediaan Perlengkapan Perpustakaan

Dalam penyelenggaraannya, perpustakaan memerlukan ruang khusus beserta segala perlengkapan yang dibutuhkan. Perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan tersebut antara lain adalah ;

Ruang Perpustakaan. Ruang perpustakaan boleh di-design seperti ruang kelas atau bentuk lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah luas ruang perpustakaan harus disesuaikan dengan jumlah pelanggan perpustakaan itu sendiri. Ukuran ruang perpustakaan untuk SD adalah 1 m2 : 7 murid, SLTP 1 m2 : 4 siswa, SLTA dan umum 1 m2 : 3.


Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Derktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman,32.

Sumardji, Pelayanan Perpustakaan, 52-53.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 143.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Derktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman,99.


a. Ukuran-ukuran tersebut adalah ukuran maksimal. Penyediaan ruang perpustakaan sebaiknya harus memperhatikan beberapa hal :

(1) Gedung perpustakaan berdekatan dengan ruang-ruang belajar, atau kalu mungkin di pusat kampus atau lembaga yang menaunginya

(2) Berdekatan dengan lokasi parkir, jauh dari kebisingan, mudah dicapai oleh kendaraan pengangkut buku, aman dari kebakaran dan banjir serta pencurian, dan mudah diperluas sewaktu-waktu.

(3) Terletak pada arus lalu lintas manusia agar faktor aksibilitas dapat dicapai setinggi-tingginya, teapi hindarkanlah menjadi lalu lintas manusia

b. Peralatan perpustakaan. Peralatan tersebut meliputi peralatan habis pakai seperti potlot, potlot warna, buku catatan, blangko surat, kartu anggota, catatan sirkulasi buku, dan sebagainya,demikian juga perlatan yang sifatnya tahan lama seperti mesin ketik, komputer, jam dinding, dan sebaginya.

c. Perlengkapan perpustakaan. Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain adalah rak buku, rak surat kabar, rak majalah, gambar-gambar besar, meja kursi, lemari katalog, kereta buku, papan displayn (tempat memamerkan buku-buku baru), dan lain-lain.

3. Pengangkatan Petugas Perpustakaan.

Untuk kelancaran penyelenggaraan perpustakaan, maka perlu ditunjuk petugas perpustakaan yang terdiri dari;

a. Kepala perpustakaan, yang bertugas mengorganisir kegiatan perpustakaan

Staf perpustakaan, yang ertugas melaksanakan program kerja yang telah disusun oleh kepala perpustakaan. Staf perpustaklaan setidaknya terdiri


Soejono Trimo MLS. Pengetahuan Dasar Dalam Perencanaan Gedung Perpustakaan ,(Bandung : Angkasa, 1986),34.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 152.

Soejono Trimo MLS. Pengetahuan Dasar Dalam Perencanaan Gedung Perpustakaan, 34.

Sumardji, Pelayanan Perpustakaan, 52.

Ibid , 24.

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 155.

Ibid ,159.

Ibida, 177.


a. dari petugas pelayanan teknis atau processing, petugas pelayanan pembaca, petugas tata usaha, dan satuan pengamanan (Sat-Pam).seluruh petugas perpustakaan harus memenuhi kreteria; memiliki pengetahuan bidang perpustakaan, memiliki pengetahuan bidang pendidikan, memiliki minat terhadap pengembangan perpustakaan, suka bekerja keras, tekun, dan teliti, serta terampil dalam mengelola perpustakaan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka lembaga penyelenggara perpustakaan senatiasa mengadakan pembinaan kemampuan dan pembinaan moral kerja petugas perpustakaan.

G. PENUTUP

Perpustakaan yang dikonotasikan sebagai sarana pendidikan yang erat kaitannya dengan buku-buku dan sumber pembelajaran, terasa amat penting keberadaannya. Oleh karena itu sebuah institusi pendidikan akan merasa sangat sulit dalam memacu semangat belajaar peserta didiknya, tanpa dukungan dari keberadaan perpustakaan yang memadai.

Bagi sebagian (mungkin kebanyakan) lembaga pendidikan, pengadaan sarana perpustakaan, bukanlah merupakan hal yang mudah. Hal itu dikarenakan pengadaan perpustakaan memerlukan dana yang tidak sedikit serta sumber daya manusia yang handal sebagai pengelolanya. Oleh karena iti, menjadi tugas kita semua untuk memikirkan keberlangsungan kegiatan kependidikan yang disertai dengan pemenuhan saranaya, termasuk didalamnya adalah perpustakaan.



RK. Gardner, Library Collection: Their Origin, Selection, and Development, 87. dan Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, 178.

Ibid, 176.

Ibid, 181, 184.


BIBLIOGRAPHY

Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Derktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman.Jakarta, 1994.

Gardner, RK. Library Collection: Their Origin, Selection, and Development. New York: McGraw-Hill, 1981.

Harris, Cyril M. Dictionary Of Architecture and Construction. New York: Mc Graw-Hill, 1975.

Hoffman, CFB. Getting Ready For AACR 2: The Catalogers Guide. New York: Knowledge Industry Publications, 1980.

Lancester, FW. Libraries and Librarians In An Age Of Electronic. Arlinton dan Virginia : Information Resources, 1982.

Metcalf, Keyes D. Planning Academic and Research Library Buildings. New York: Mc.Grqw-Hill Book Company, 1965.

Pringgoadisurjo, Luwarsih. Perpustakaan Khusus : Pengantar Keorganisasi dan Administrasi. Jakarta: PDIN-LIPI, 1971.

Rahman Saleh, A. dan Mustafa, Penggunaan Komputer Untuk Pelayanan Informasi di Perpustakaan dalam kepustakawanan Indonesia: Potensi dan

Tantangan. Jakarta: Kesaint Blanc, tt,.

Stanton, Charles Michael. Pendidikan Tinggi dalam Islam: Sejarah dan Peranannya dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan, terj Afandi dan Hasan Asari. Jakarta : Logos, 1994.

Sulisttyo dan Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.

Sumadji, P. Pelayanan Referensi di Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius, 1992.

_________. Pelayanan Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius, 1998

Syalabi, Ahmad. al-Tarbiyah wa al-Ta’limn Fi al-Fikr al-Islamy. Kairo: Maktabah Al-Nahdah al-Mishriy,1987.

Trimo MLS, Soejono. Pengetahuan Dasar dalam Perencanaan Gedung Perpustakaan. Bandung : Angkasa, 1986.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar